Perbedaan Kartun Dan Anime

Seiring berkembangnya teknologi, konten hiburan pun semakin berkembang. Salah satu konten yang sangat populer saat ini adalah animasi.

Jika dikelompokkan, animasi dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu animasi 3D dan 2D. Animasi 3D dibuat sepenuhnya dengan menggunakan komputer dan setiap gerakannya di-render oleh komputer dengan menggunakan software khusus.

Teknik animasi 3D digunakan pada film-film layar lebar Disney dan Dreamworks seperti Baymax, Monster University dan lain-lain.

Meskipun animasi 3D tampil lebih canggih, masih banyak orang yang gemar menonton animasi 2D. Secara umum, animasi 2D juga terbagi menjadi dua kategori, yaitu animasi 2D Barat atau yang sering disebut dengan kartun, dan animasi 2D dari Jepang yang biasa disebut dengan anime.

Meskipun sama-sama merupakan animasi 2D, keduanya memiliki cukup banyak perbedaan, baik dari segi historis, teknilk animasi, teknik penggambaran, hingga cerita yang disajikan.

​Bentuk penggambaran kartun untuk anak-anak (SpogeBob SquarePants/Nickoledeon)

Itulah mengapa baik para fans anime, maupun kartun tidak ingin keduanya disamakan meskipun masih merupakan satu akar (sebenarnya Anda bisa saja menyebut anime dengan nama "kartun Jepang", atau kartun menjadi "anime Barat"). Lantas, apa yang membuat para fans bersikeras keduanya harus dipisahkan? Berikut adalah hasil analisis kami:
 

Kartun dan anime beda budaya

Jika dilihat dari umurnya, kartun jauh lebih tua dari anime. Sejarah kartun bahkan sudah ada sejak tahun 1906 berupa proyeksi animasi bernama Humorous Phases of Funny Faces. Kartun lahir dan besar di Amerika Serikat, sehingga budaya Barat sangat kental di dalam kartun.

Hal tersebut tercermin mulai dari jenis konten yang disajikan, pakaian yang dikenakan, hingga gaya bahasa dan cara penyampaian yang sangat khas.

​Meskipun untuk dewasa, kartun South Park masih menggunakan gaya penyampaian khas Amerika (South Park Digital Studios)

Berbeda dengan kartun anime justru memiliki kental dengan budaya Timur yang tak jarang berkebalikan dengan budaya Barat. Hal tersebut karea anime lahir dan tumbuh di Jepang dengan budaya khas yang sangat kental. Jenis cerita, pakaian, dan dan gaya bahasa anime pun tentu mengikuti gaya Jepang yang cenderung banyak kiasan.
 

Kartun dan anime beda konten serta audiens

Jika dilihat dari sejarahnya, tujuan pembuatan kartun adalah untuk anak-anak dengan konten utamanya adalah komedi, seperti Mickey Mouse, Tom and Jerry, dan lain-lain. Meskipun saat ini sudah mulai banyak kartun yang dirilis untuk kalangan remaja dan dewasa, dasar kontennya masih mengacu ke kartun generasi sebelumnya. Hal tersebut dapat dilihat dari guyonan serta aksi khas Amerika yang masih menempel kental di kartun.

​Steins;Gate, salah satu anime dengan cerita paling kompleks yang pernah ditayangkan (5Pb, Nitroplus)

Sementara itu, audiens anime justru sebagian besar merupakan orang dewasa. Hal tersebut karena banyak dari anime memiliki cerita yang kompleks. Dominasi anime untuk penonton dewasa terlihat dari daftar rilis anime yang setiap musimnya selalu didominasi anime untuk penonton dewasa dan ditayangkan tengah malam. Anime juga memiliki konten yang lebih luas, mulai dari komedi, psikologi, militer, kehidupan sehari-hari, hingga ada anime yang menyajikan kisah para pekerja di indsutri anime.
 

Kartun dan anime beda teknik produksi

Baik kartun maupun anime, keduanya jelas memiliki teknik produksi yang berbeda, meskipun pada dasarnya merupakan gambar animasi yang dibuat per-frame (bingkai gambar). Kartun memiliki teknik penggambaran yang lebih maskulin ketimbang anime.

Penggambaran kartun biasanya juga lebih berfokus pada desain detail karakter ketimbang background-nya. Kartun juga digambarkan lebih realistis, dengan proporsi dan model karakter yang mengacu pada dunia nyata.

​Salah satu cuplikan dari anime Garden of Words karya Makoto Shinkai (CoMix Wave Films/Toho)
 
Sebaliknya, Anime menggunakan teknik penggambaran dengan imej yang lebih imut dan feminis ketimbang gagah dan maskulin. Jadi, jangan heran bila karakter anime seringkali digambarkan dengan rambut warna-warni, mata besar dan model rambut yang juga tidak ada di dunia nyata.

Anime juga memiliki gambar background yang jauh lebih detail daripada kartun. Bahkan, ada anime yang memiliki gambar background yang dibuat sangat detail dan mirip dengan kondisi aslinya.
 

Kesimpulan?

Kartun dan anime memang banyak sekali memiliki perbedaan, namun tak bisa dimungkiri bahwa keduanya juga masih memiliki koneksi satu dengan lain. Keduanya juga memiliki konten yang khas dan memiliki target audiens yang kebanyakan saling berseberangan.

Tak heran bila fans keduanya tak ingin disamakan. Meskipun demikian, kartun dan anime tidak bisa dikatakan sebagai konten untuk anak-anak. Banyak di antara keduanya memiliki konten dewasa yang tentunya tidak baik jika ditonton oleh anak-anak. Anda pilih mana, anime atau kartun?

0 Response to "Perbedaan Kartun Dan Anime"

Posting Komentar