Huawei P8 Lite, Alternatif Smartphone Keren di Harga Dua Jutaan


Awal ceritanya, saat itu saya sedang dilanda rasa bosan dan mulai mengantuk karena seharian berada di dalam ruangan pada sebuah acara workshop tentang digital marketing. Mencoba mengusir rasa kantuk, saya pun iseng membuka browser dan menuju salah satu marketplace untuk melihat-lihat daftar smartphone android yang dijual. Kebiasaan saya adalah selalu mengurutkan produk berdasarkan yang paling baru di-upload.

Mata saya tertuju pada sederetan smartphone yang nampaknya baru di-upload oleh Toko MTS, nampak semuanya diberi tag [Indocomtech] pada nama produknya. Memang saat itu beberapa hari menjelang digelarnya Indocomtech di Senayan, Jakarta. Dan dari semua jajaran smartphone tersebut, ada satu produk yang mencuri perhatian saya, Huawei P8 Lite. Selama ini saya belum pernah pakai smartphone keluaran Huawei, dan dulu sempat naksir berat dengan Huawei P6 yang akhirnya tak pernah kesampaian.

Karena tak tahu letak ATM di sekitar The Sunan Hotel Solo, sayapun membayar pesanan Huawei P8 Lite saya di blanja.com dengan menggunakan Mandiri Clickpay.

Hingga beberapa hari kemudian saya sudah kembali ke Bandung dan menantikan kiriman pesanan saya. Kebetulan hari Senin itu saya mengambil satu hari istirahat setelah lima hari berturut-turut meninggalkan rumah, dan sebuah panggilan dari nomor PSTN Jakarta pun menghampiri. Rupanya CS dari blanja.com yang menelepon, menginformasikan bahwa Huawei P8 Lite yang saya pesan sebetulnya baru akan dijual bersamaan dengan acara Indocomtech pada hari Rabu, dua hari dari saat itu.

Wah, dibatalin nih kayaknya, pikiran saya waktu itu. Memang jika dicek kembali di web blanja.com, sudah tidak ada satupun produk yang mempunyai tag Indocomtech tampil di daftar.

Namun, rupanya CS blanja.com memberitahukan bahwa pihak MTS sebagai seller memberikan dua opsi, yaitu dikirim pada hari Senin itu juga atau dikirim sesuai jadwal hari Rabu dan mendapatkan bonus perdana Simpati 4G dan voucher pulsa sebesar Rp 100.000,-.

Saya rasa kita semua sudah tahu pilihan mana yang saya ambil waktu itu kan? He... he... Ya siapa sih yang tidak mau dapat bonus, jadi saya putuskan untuk menunggu dua hari lebih lama waktu itu. Pada akhirnya, pesanan baru dikirimkan di hari Kamis, itupun setelah saya 'sundul' melalui fitur live support di blanja.com, he.. he..

Unboxing dan First Impression terhadap Huawei P8 Lite


Huawei P8 Lite - Kemasannya berkelas

Huawei P8 Lite - Dapat bonus :D

Huawei P8 Lite - Logo Huawei dicetak dengan tinta emas

Huawei P8 Lite - Keterangan di bawah kotak

Huawei P8 Lite - Keterangan di belakang kotak

Paket datang di hari Jumat, dan melihat kemasannya yang terlihat premium, rasanya tidak ada sedikitpun niat untuk menunda melakukan unboxing. Kotaknya terasa berkelas dan unik karena terkesan kotaknya hanya setengah, seperti kotak yang dibelah dua, he.. he.. Peletakan unit smartphone di dalam kotaknya pun lain dari biasanya, tidak diletakkan menengadah ke atas, melainkan dijepit di antara dua buah kotak kecil yang berisi accessories dan perkitaban.

Huawei P8 Lite - Unboxed

Huawei P8 Lite - Unit smartphone-nya dijepit di tengah dua kotak kecil

Huawei P8 Lite - Kotak accessories dan kotak kitab-kitab

Huawei P8 Lite - Kelengkapan dalam kotak
Huawei P8 Lite - Sudah dapat headset dengan desain ala Apple :D
Huawei P8 Lite - Kepala charger dengan tegangan 5v dan kuat arus 1A


Segera setelah saya keluarkan unit smartphone dari kotaknya, mata ini serasa menemukan pengganti Gista Putri keindahan pada sebuah smartphone yang sebelumnya saya tak percaya bisa didapatkan pada rentang harga dua jutaan. Bentuknya sangat elegan, tak satupun teman di kantor saya yang menolak ketika saya bilang smartphone ini asli keren banget!

Huawei P8 Lite - Bagian belakangnya masih dilapisi plastik pelindung

Huawei P8 Lite - Bagian belakang

Huawei P8 Lite - Bagian kanan penuh dengan tombol dan slot

Huawei P8 Lite - Bagian bawah, apakah keduanya merupakan loudspeaker?

Huawei P8 Lite - Bagian muka

Huawei P8 Lite - Bagian atas, port audio 3.5 mm dan noise cancellation mic

Huawei P8 Lite - Bagian cover belakang berpola brushed metal, keren!


Nampak sempurna dalam pandangan, ternyata feels di tangan tak dapat mengejar kesempurnaan yang sama. Meskipun terlihat mewah, namun saat saya genggam terasa penurunan atas kesan pertama yang saya rasakan tadi. Bukan, bahannya sama sekali tidak ada kesan murahan, bahkan Huawei sangat pintar membuat list sekeliling body yang sebetulnya berbahan plastik, disepuh sedemikian rupa sehingga nampak seperti brushed metal juga. Namun feels-nya di tangan sangat plasticky. Dengan berat sekitar 131 gram, Huawei P8 Lite terasa kokoh dalam genggaman, hanya saja penggunaan list chrome buat saya selalu menjadi deal-breaker apabila tidak benar-benar menggunakan bahan metal.

Backcover yang sangat cantik dari Huawei P8 Lite ini pun mempunyai pola brushed metal, elegan namun sayangnya gampang menyisakan sidik jari dan minyak.

Sisi kanan Huawei P8 Lite nampak penuh, ada volume rocker, tombol power, dan dua slot sim-card di sana. Tombol power Huawei P8 Lite merupakan salah satu yang paling nyaman yang pernah saya gunakan. Meskipun dengan bantuan fitur bawaan untuk menyalakan layar dengan dua buah ketukan, tombol power ini menjadi jarang digunakan.

Kebetulan saat saya melakukan unboxing Huawei P8 Lite, saya masih memegang unit Xiaomi Redmi 2 Prime, jadi saya bisa sandingkan kedua smartphone ini sebagai perbandingan. Oya, Redmi 2 Prime memiliki bentang diagonal layar sebesar 4,7 inch sementara Huawei P8 Lite sebesar 5 inch ya.

Huawei P8 Lite - versus Xiaomi Redmi 2 Prime

Huawei P8 Lite - ditindih oleh Xiaomi Redmi 2 Prime, nampak ukurannya tidak jauh berbeda

Huawei P8 Lite - versus Xiaomi Redmi 2 Prime, tampak samping

Huawei P8 Lite - lebih tipis dari Xiaomi Redmi 2 Prime

Penggunaan Huawei P8 Lite

Lanjut ke penggunaan dari smartphone ini, saat dinyalakan ternyata layar Huawei P8 Lite terasa teduh (atau redup ya? he.. he..), bahkan pada saat kecerahan diatur maksimal sekalipun. Warna putih yang dihasilkan layarnya agak kekuningan atau lazim disebut bernada warm. Nah, untuk yang satu ini, Huawei P8 Lite menyajikan menu untuk mengatur nada layar apakah mau diset lebih hangat (mengarah ke warna kekuningan) atau lebih dingin (lebih kebiruan).

Dengan ukuran 5 inch dan resolusi HD 720p, layar Huawei P8 Lite tampil tajam dan juga sangat responsif. Pada saat kondisi baru, layar Huawei P8 Lite sudah dipasangi lapisan pelindung layar berbahan mika atau plastik tipis. Bagi Anda yang baru memiliki smartphone ini, pastikan Anda sudah mendapat pelindung layar lain sebelum mencopot pelindung layar bawaan tersebut. Ini dikarenakan aksesoris untuk Huawei P8 Lite masih sangat sedikit dijual di sini. Saya pun terpaksa merogoh kocek agak dalam untuk membeli tempered glass-nya. Di beberapa online shop hanya tersedia  merk Nillkin seri H+ Anti Explosion yang dijual dengan harga sekitar Rp 160.000,- cukup mahal kan?

Beralih ke sisi tampilan UI, Huawei P8 Lite hadir dengan OS Android Lollipop 5.0.1 dengan kustomisasi tampilan besutan sendiri yang dinamakan EMUI (Emotion UI). EMUI membawa beberapa sentuhan cantik yang cukup berbeda dari Custom UI yang dibawa oleh vendor lain, antara lain notifikasi ditampilkan beserta waktu dari notifikasi tersebut. Tidak lupa notifikasi ini juga diurutkan sesuai waktu kemunculannya, sehingga nampak lebih teratur dan menurut saya ini cukup sederhana namun sangat membantu apabila kita cukup sering menerima notifikasi di smartphone. Entah apakah versi EMUI 3.1 ini sudah mendapat sentuhan dari Abigail Brody, yang merupakan mantan Creative Director di Apple yang kini menjadi Chief UX Designer di Huawei.



Hal lain yang saya suka dari EMUI adalah task switcher-nya. Saya adalah fans berat dari task switcher yang dimiliki oleh Sense UI yang ada pada jajaran smartphone HTC. Alih-alih layar aplikasi ditumpuk dalam bentuk accordeon ala Android Lollipop, Sense UI menampilkan layar aplikasi aktif dalam bentuk grid 3x3. Nah, EMUI juga melakukan hal yang sama, hanya saja grid-nya berukuran 2x2. Apabila aplikasi aktif berjumlah lebih dari empat buah, maka akan dibagi ke dalam beberapa halaman berisi grid 2x2 yang dapat digeser ke samping. Oh ya, task switcher seperti ini juga akan Anda temukan pada smartphone keluaran LG dan Acer.



Kamera Huawei P8 Lite cukup baik dalam proses pengambilan gambar, tanpa lag dalam setiap pengambilannya dan juga waktu fokus yang cepat. Namun untuk kualitas gambar yang dihasilkan, terutama pada saat cahaya redup, nampak warna kurang keluar dan mulai tampak noise. Bisa dibilang untuk urusan kamera, Huawei P8 Lite tidak istimewa. Scroll terus ke bawah ya untuk melihat hasil kameranya.

Yang istimewa justru dalam hal ketahanan baterainya. Meskipun memiliki baterai dengan kapasitas yang tidak besar, namun Huawei P8 Lite dalam penggunaan saya mampu bertahan selama 24 jam dengan Screen-On Time hampir tiga jam. Hal ini bisa dikatakan istimewa apabila mengingat kapasitas baterai yang disematkan hanyalah sebesar 2.200 mAh dan harus menghidupi processor octa-core dengan RAM 2GB dan layar 5 inch beresolusi 1.280 x 720 pixels. Oya, baterainya tidak dapat dilepas ya, karena memang Huawei P8 Lite ini menganut desain unibody.

Huawei P8 Lite - Baterai mampu bertahan selama 24 jam


Huawei P8 Lite - Screen-On Time selama hampir 3 jam

Beralih ke sisi audio, kualitas suara dari loudspeaker Huawei P8 Lite cukup baik, meskipun saat diatur dengan volume maksimal terasa ada noise atau suara pecah. Posisi loudpseaker yang berada di sisi bawah, bukan belakang, menjadi nilai lebih bagi smartphone ini. Sayangnya, meskipun grill di bagian bawah berjumlah dua buah, loudspeaker dari Huawei P8 Lite rupanya hanya sebelah saja, satu grill lagi digunakan untuk microphone.

Huawei P8 Lite - Dua buah grill, satu untuk speaker, dan satu untuk microphone

Satu yang saya sayangkan, sama seperti beberapa smartphone dual-sim lain, salah satu slot sim-nya bersifat hybrid yang artinya dipakainya harus bergantian dengan micro-SD. Dan lagi, Huawei P8 Lite ini tidak mampu membaca storage melalui USB On The Go, meskipun jika dilihat pada menu storage ada bagian USB Storage. Oh, ok jadi dua deh yang saya sayangkan ya, ha.. ha..



Performa Hardware dan Benchmark Huawei P8 Lite

Mesin pacu Kirin 620 buatan Huawei sendiri sejauh ini tidak menemui kendala. Dengan jumlah core delapan buah yang mempunyai clockspeed maksimal di 1,2 GHz, sejauh ini tidak ditemukan lag, meskipun terkadang body smartphone sedikit menghangat. Kondisi hangat beberapa kali saya temukan ketika menggunakan kamera. Namun tidak pernah sampai panas ya, biasanya hanya sedikit hangat di bagian backcover saja.

Sensor yang dibawa oleh Huawei P8 Lite ini cukup lengkap, bahkan ada NFC-nya segala. Untuk smartphone seharga dua jutaan, NFC adalah barang mewah untuk disematkan. Berikut hasil identifikasi hardware dan sensor Huawei P8 Lite menggunakan software CPU-Z dan Sensor Box for Android.




Sementara, hasil skor Antutu Benchmark untuk Huawei P8 Lite ada di bawah ini. Skornya cukup baik, kurang lebih setara dengan smartphone entry-to-middle level lainnya seperti Meizu M2 Note atau Infinix Zero 2.

Huawei P8 Lite - Skor Antutu Benchmark

Huawei P8 Lite - Skor Antutu Benchmark

Hasil Kamera Huawei P8 Lite.

Berikut saya sertakan hasil pengambilan gambar menggunakan kamera Huawei P8 Lite yang beresolusi 13 Megapixels, silakan Anda nilai sendiri ya.

Huawei P8 Lite - Hasil kamera, outdoor, cahaya cukup

Huawei P8 Lite - Hasil kamera, indoor, lampu neon

Huawei P8 Lite - Hasil kamera, indoor, lampu neon

Huawei P8 Lite - Hasil kamera, indoor, lampu neon

Huawei P8 Lite - Hasil kamera, malam hari, indoor, lampu neon

Huawei P8 Lite - Hasil kamera, indoor
Huawei P8 Lite - Hasil kamera, indoor, malam, neon redup

Huawei P8 Lite - Hasil kamera, indoor, lampu neon

Huawei P8 Lite - Hasil kamera, outdoor, cahaya sangat cukup. Bagus ya? :D

Huawei P8 Lite - Hasil kamera, indoor, cahaya cukup

Kesimpulan Akhir

Bagi saya, Huawei P8 Lite termasuk ke dalam kategori smartphone yang layak untuk dimiliki. Dengan harga jual Rp 2.699.000,-, Huawei P8 Lite menawarkan sesuatu yang berbeda dari smartphone Tiongkok yang sekarang membanjiri pasar tanah air. Kekuatan utama berada pada desainnya yang menawan. Sisi performa yang tanpa lag juga patut jadi nilai lebih dari Huawei P8 Lite, selain sensor yang cukup lengkap dan daya tahan baterai yang mumpuni.

Kekurangan yang terasa ada pada kualitas hasil kamera, serta bentuknya yang flat membuatnya kurang terasa ergonomis. Khusus untuk saya pribadi, list chrome yang terbuat dari plastik menjadi deal-breaker tersendiri. Saya lebih suka full plastic, atau metal sekalian. Karena list chrome sepuhan sangat mungkin untuk mengelupas seiring lamanya pemakaian.

Jadi, jika Anda bosan dengan smartphone asal Tiongkok yang itu-itu saja, karena dijual melalui flash sale di situ-situ juga, mungkin Huawei P8 Lite ini layak Anda pertimbangkan jika ingin tampil dengan smartphone yang anti-mainstream.

0 Response to "Huawei P8 Lite, Alternatif Smartphone Keren di Harga Dua Jutaan"

Posting Komentar