Omni, antara Olahrasa dan Olahraga

Omni

Coba bayangkan teknologi Virtual Reality dipadukan dengan sebuah treadmil, ya, itulah yang ingin disampaikan oleh Virtuix, perusahaan pengembang omni yang menggabungkan teknologi visual VR dan sensor kinetik milik microsoft.

Mesin game yang dipublish sejak tahun 2015 ini memang menjadi penarik perhatian kalangan gamers. Bagaimana tidak, di momentum yang hampir bersamaan dengan melejitnya teknologi VR, Virtuix malah memberikan yang lebih, bahkan diluar ekspektasi kita.


Meskipun begitu, satu set mesin omni ini cenderung memakan tempat, ukuran mesin treadmill hampir sama dengan ukuran treadmill pada umumnya, belum lagi ditambah dengan sepatu dan headgear-VRnya. Agan sepertinya akan membutuhkan satu lemari baru untuk menyimpan satu set peralatan gaming ini.


Pada awal launchnya di 2015, satu set equipment omni dipatok dengan harga $499 atau hampir setara dengan 6,7 juta rupiah, jangan kaget dulu karena harga itu masih harga ketika Virtuix menawarkan preorder. Dipasaran sekarang satu set omni bisa mencapai harga $500 ~ $600, harga tersebut masih terbilang mahal jika dibandingkan dengan mesin console game terbaru milik sony dan microsoft.

Teknologi virtual reality mungkin sudah tidak asing lagi di telinga kita, namun bergerak di dalam VR? Rahasia dari teknologi ini adalah dari lantai treadmill dan sepatu milik omni. Pada dasar sepatu terdapat omni sensor-begitu namanya disebut-yang akan membaca pergerakan dari penggunanya, apakah dia berjalan atau lari, kearah mana dia berlari, dan sebagainya. Pada bagian atas treadmill terdapat alat semacam sabuk yang diikatkan di pinggang pengguna, alat ini menjaga keseimbangan dari orang yang menggunakan omni sehingga dia bisa berfokus kepada game. 


Game dan game console semakin maju, mungkin satu dekade kedepan, game yang masih menggunakan keyboard atau gamepad akan terlihat sangat kuno.

Sumber : techcrunch.con, businessinsider.com, techinsider.io, wikipedia.com

0 Response to "Omni, antara Olahrasa dan Olahraga"

Posting Komentar