Alpha Go : Artificial Intelegence Mengalahkan Juara Dunia Catur Go

alphaGO

Program Deepmind milik google, AlphaGo berhasil mengalahkan Lee Sedol, juara dunia catur Go dalam pertandingan yang diselenggarakan sebanyak lima kali (AlphaGo menang sebanyak empat kali), sebelum akhirnya kalah dipertandingan yang keempat sedangkan di pertandingan yang kelima Lee menyatakan menyerah. Pertandingan ini diadakan di Seoul, Korea Selatan dengan penonton sebanyak ribuan dan dapat disaksikan secara live melalui channel di Youtube.

Catur Go merupakan permainan tradisional dari Jepang yang melibatkan insting dan strategi dalam permainan, seperti layaknya catur. Namun dalam permainan Go, kemungkinan gerakan lebih luas karena di dalam papan 19x19 kotak ini setiap pion bebas bergerak. AlphaGo milik google merupakan mesin pertama yang dapat mengalahkan manusia dalam permainan strategi dengan kemungkinan yang-hampir tidak terbatas ini.
Baca juga : deep learning di aplikasi google

AlphaGo sendiri adalah software yang dikembangkan oleh Google Deepmind yang berusaha membuktikan bahwa artificial intelegence atau AI memiliki kemampuan untuk belajar dan memiliki kemungkinan yang tidak terbatas. Meskipun alphaGo sebenarnya hanya memproses data, namun berkat neural network dan mesin dengan kemampuan belajar, google mengklaim alphaGo dapat membuat data baru berdasarkan aksi yang telah dilakukan, ini mengapa alphaGo dikatakan sebagai mesin dengan potensial yang tidak terbatas.

Go

Ketika manusia kalah dengan mesin google - alphaGo dalam permainan catur yang melibatkan insting dan strategi yang penuh dengan kemungkinan, lalu apakah ini waktunya mesin mengambil alih kemampuan berpikir manusia? Lee tidak sependapat, "When it comes to [AlphaGo’s] skills, I don’t think AlphaGo is superior," ujarnya. Namun Lee memang mengakui bahwa alphaGo dapat belajar dari kesalahan, dan dia (alphaGo) melakukannya lebih cepat daripada manusia kebanyakan.

Memang banyak faktor selain keahlian yang menyebabkan alphaGo milik google dapat memenangkan pertandingan tersebut, kemampuan fisik, konsentrasi, dan kontrol emosi yang cenderung stabil juga menjadi penentu dalam pertandingan semacam ini. Pertandingan tersebut berlangsung selama enam jam, tentu waktu yang melelahkan bagi remaja seusia Lee, namun bagi Google AplhaGo, enam jam atau enam hari pertandingan tidak akan membuat mesin ini kelelahan.
"When I look back on the three matches, even if I were to go back and redo the first match, I think I would not be able to win because I misjudged AlphaGo," Ujar Lee seusai kalah di pertandingan yang ketiga.
 Sumber : Buzzfeed.com, cnet.com, wikipedia.com

0 Response to "Alpha Go : Artificial Intelegence Mengalahkan Juara Dunia Catur Go"

Posting Komentar